Kabar menggembirakan hadir ditengah keluarga besar SMKN 2 Singaraja. Di penghujung tahun 2022, lima raihan prestasi berhasil diraih siswa hebat sekolah vokasi ini empat raihan diantaranya di tingkat Provinsi dan satu raihan di tingkat nasional.
Prestasi ditingkat provinsi yang pertama hadir dari ajang lomba musikalisasi puisi yang digelar oleh FBS Undiksha yang berhasil diraih oleh Gusti Ayu Arista Eka Reni, Kadek Tirtawan, Gede Aryantika, I Nyoman Ranu Artha Wijaya, dan Kadek Vani Nitiani. Tim ini berhasil meraih juara 2 memperbaiki raihan di tahun lalu yang nihil juara. Lomba ini dilaksanakan secara online dengan sistem peserta mengirimkan video musikalisasi puisi ke panitia lomba. Dalam lomba ini peserta diminta menyiapkan dua video satu wajib dan satu pilihan untuk di adu dengan video kiriman peserta lain. Untuk lomba ini tim SMKN 2 Singaraja mengirimkan video musikalisasi dengan judul puisi Doa Seorang Serdadu Karya Khairil Anwar (wajib) dan Jaket Berlumur Darah Karya Taufik Ismail (pilihan). Persiapan untuk lomba ini diakui Pembina Made Adi Sentosa, S.Pd., dan Ni Ketut Dewi Anggreni, S.Pd.,membutuhkan waktu 10 hari dari awal penentuan konsep sampai ke take video.
“Diawal kami susah menentukan konsep, di hari ke 4 baru bisa fokus untuk gerak, irama dan lagu, setelahnya tak ada kendala berarti, hanya terkedala di cuaca saja saat syuting pengambilan video,” ungkap Pembina Made Adi Sentosa, S.Pd., didampingi Pembina yang lainnya Ni Ketut Dewi Anggreni, S.Pd.,
Untuk masalah juara, Kedua Pembina mengaku tak mematok karena takutnya si anak yang lomba malah fokusnya ambyar, jadi dibiarkan mengalir begitu saja, kalaupun dapat juara itu merupakan bonus. Yang pastinya kami senang siswa binaan berhasil menunjukkan taring prestasi dan mengharumkan nama sekolah.
Kemudian prestasi yang berikutnya hadir dari ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), dimana dua atlet kebanggan Skenda ikut merasakan gemerlap kebahagiaan menjadi juara. Mereka adalah Komang Mas Ema Santiawan atlet Muaythai dan Komang Dwiyanti atlet Wushu yang sama-sama berhasil mengantongi medali Perunggu di cabang olahraga masing-masing.
Dari penuturan Komang Mas Ema Santiawan, dirinya bisa mendapatkan tiket ikut Porprov terbilang mulus tanpa seleksi berbekal dari pengalamannya 4 kali ikut kejurnas dan selalu mendulang Medali. Kejurnas di Jakarta dan Bogor meraih medali Emas, Kejurnas di jatim dapat medali perak, kemudian yang di Jogja medali perunggu. Medali ini diraih waktu Santiawan duduk dibangku SMP, sedangkan prestasi di porprov kali ini menjadi prestasi perdana yang diraihnya selama duduk menjadi siswa SMK karena off 2 tahun akibat covid. Santiawan merupakan atlet yang tergabung di Wallet Muaythai Club, selama 4 bulan ia intens berlatih sebagai persiapan menghadapi porprov. Hasil di porprov ini diakuinya melenceng dari target emas, diapun mengakui untuk kali ini meskipun persiapannya sudah lama ternyata juga masih kurang karena sempat off saat covid tersebut. Ia jadi kurang gesit, dari segi teknik dan fisik dia mengaku kalah. Hasil ini tentu menjadi evaluasi baginya untuk menghadapi kejuaraan lain kedepannya. Namun sementara ini dia akan lebiih fokus ke pendidikan karena sudah menjelang tamat yang pastinya disibukkan dengan segala ujian.
Berbeda dengan Santiawan, Dwiyanti si Atlet Wushu perjalanan untuk dapat tiket ke provinsi harus melalui seleksi terlebih dahulu di club yang menaunginya. Eks atlet silat ini mengaku menggeluti Wushu baru setahun belakangan ini dan sudah mampu mendulang prestasi berbeda dengan silat yang dulu ditekuni lama namun belum membuahkan hasil yang maksimal paling mentok juara di tingkat kabupaten saja. Jadi prestasi di Wushu ini seakan menjawab dahaga Dwik yang haus akan prestasi di jenjang Provinsi. Yang pasti Dwik mengaku bangga bisa ikut Porprov dan meraih medali. Kedepannya ia akan memperbaiki diri lagi dengan lebih giat menempa diri sehingga bisa meraih target emas di event lomba berikutnya.